Google blog Penebang kayu ~ Blog for business

Wednesday, 13 March 2013

Penebang kayu

Sebuah kisah inspiratif, yang dapat membuka wawasan kita akan apa yang
kita kerjakan jangan sampai kita melupakan, hal-hal yang kecil. Karena
hal-hal yang kecil ini dapat merupakan pendukung bagi kemajuan dan
juga dapat menjadi batu sandungan bagi kita untuk mencapai kata
sukses.
Kisah Penebang kayu ini sungguh sangat menyentuh dalam mengoreksi apa
yang akan kita kerjakan.
Alkisah, seorang pedagang kayu menerima lamaran seorang pekerja untuk
menebang pohon di hutannya. Karena gaji yang dijanjikan dan kondisi
kerja yang bakal diterima sangat baik, sehingga si calon penebang
pohon itu pun bertekad untuk bekerja sebaik mungkin.

Saat mulai bekerja, si majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan
area kerja yang harus diselesaikan dengan target waktu yang telah
ditentukan kepada si penebang pohon.

Hari pertama bekerja, dia berhasil merobohkan 8 batang pohon. Sore
hari, mendengar hasil kerja si penebang, sang majikan terkesan dan
memberikan pujian dengan tulus, "Hasil kerjamu sungguh luar biasa!
Saya sangat kagum dengan kemampuanmu menebang pohon-pohon itu. Belum
pernah ada yang sepertimu sebelum ini. Teruskan bekerja seperti itu".

Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari si penebang
bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 7
batang pohon. Hari ketiga, dia bekerja lebih keras lagi, tetapi
hasilnya tetap tidak memuaskan bahkan mengecewakan. Semakin
bertambahnya hari, semakin sedikit pohon yang berhasil dirobohkan.
"Sepertinya aku telah kehilangan kemampuan dan kekuatanku, bagaimana
aku dapat mempertanggungjawabkan hasil kerjaku kepada majikan?" pikir
penebang pohon merasa malu dan putus asa. Dengan kepala tertunduk dia
menghadap ke sang majikan, meminta maaf atas hasil kerja yang kurang
memadai dan mengeluh tidak mengerti apa yang telah terjadi.

Sang majikan menyimak dan bertanya kepadanya, "Kapan terakhir kamu
mengasah kapak?"
"Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu untuk itu, saya sangat sibuk
setiap hari menebang pohon dari pagi hingga sore dengan sekuat
tenaga". Kata si penebang.

"Nah, disinilah masalahnya. Ingat, hari pertama kamu kerja? Dengan
kapak baru dan terasah, maka kamu bisa menebang pohon dengan hasil
luar biasa. Hari-hari berikutnya, dengan tenaga yang sama, menggunakan
kapak yang sama tetapi tidak diasah, kamu tahu sendiri, hasilnya
semakin menurun. Maka, sesibuk apapun, kamu harus meluangkan waktu
untuk mengasah kapakmu, agar setiap hari bekerja dengan tenaga yang
sama dan hasil yang maksimal.

Sekarang mulailah mengasah kapakmu dan segera kembali bekerja!"
perintah sang majikan. Sambil mengangguk-anggukan kepala dan mengucap
terimakasih, si penebang berlalu dari hadapan majikannya untuk mulai
mengasah kapak.

Sama seperti si penebang pohon, kita pun setiap hari, dari pagi hingga
malam hari, seolah terjebak dalam rutinitas terpola. Sibuk, sibuk dan
sibuk, sehingga seringkali melupakan sisi lain yang sama pentingnya,
yaitu istirahat sejenak mengasah dan mengisi hal-hal baru untuk
menambah pengetahuan, wawasan dan spiritual. Jika kita mampu mengatur
ritme kegiatan seperti ini, pasti kehidupan kita akan menjadi dinamis,
berwawasan dan selalu baru !

0 comments:

Post a Comment

don't spam